Friday, January 12, 2018

Filsafat Ilmu Administrasi Negara/Publik (FIA)




Tugas Ujian Akhir Semester
Filsafat Ilmu Administrasi



 








Oleh :

 Nizar Subqi Hamza
(21601091151)



FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2017



1. Pengertian Filsafat Ilmu Administrasi adalah berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam – dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya, ciri – cirinya, kegunaannya, masalah – masalahnya serta pemecahan – pemecahan terhadap masalah – masalah itu.
Definisi filsafat secara bahasa.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani terdiri dari 2 suku kata, yaitu Philos dan Sophia. Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Sophia dapat diartikan kebijaksanaan atau kearifan. Dengan demikian dapat dikatakan “filsafat” berarti cinta kepada kebijaksanaan.
Menjadi bijaksana berarti berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam – dalamnya, baik mengenai hakikatnya, fungsinya, ciri – cirinya, kegunaannya, masalah – masalahnya serta pemecahan – pemecahan terhadap masalah – masalah itu.
(Sumber : Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Edisi Revisi)
1)    Definisi filsafat menurut para ahli.
a)    Plato (428 – 348 SM). Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.
b)    Cicero (106 – 43 SM). Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni” (The mother of all the arts), ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
c)    Immanuel Kent (1724 – 1804). Ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan :
·           Apakah yang dapat kita kerjakan ? (Jawabannya : Metafisika)
·           Apakah yang seharusnya kita kerjakan ? (Jawabannya : Etika)
·           Sampai dimanakah harapan kita ? (Jawabannya : Agama)
·           Apakah yang dinamakan manusia ? (Jawabannya : Antropologi)
d)    Paul Nartorp (1854 – 1924). Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukkan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.
e)    Sidi Gazalba. Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dimasalahkan, dengan berpikir radikal, sistematik dan universal.
f)     Notonegoro. Filsafat menelaah hal – hal yang dijadikannya objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.
g)    Hanold H. Titus (1979) :
·         Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi.
·         Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan.
·         Filsafat adalah analis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian (konsep). Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
h)   Aristoteles. Filsafat adalah segala sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan atas dasar akal pikiran, dan membagi filsafat menjadi ilmu pengetahuan. 
(Sumber : Suryarini, Trisni, & Tarsis Tarmudji. 2012. Pajak di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Edisi Pertama)
Filsafat sendiri menurut saya adalah keinginan yang besar untuk mengetahui suatu kebenaran dan berusaha untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya yang sudah ditetapkan dalam hati karena dorongan dari keinginan yang besar tersebut.
Jadi disini, seseorang itu sudah mempunyai niat untuk mengetahui suatu hal yang belum ditemukan kebenarannya. Keinginan yang kuat itu datang sendiri menjadikan dia berusaha untuk mencari kebenaran itu.
2)    Administrasi
       Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Unsur – unsur dari administrasi :
·       Dua orang manusia atau lebih.
·       Tujuan.
·       Tugas yang hendak dilaksanakan.
·       Sarana dan prasarana tertentu.
(Sumber : Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Edisi Revisi)
3)    Filsafat Administrasi
Ø  Filsafat administrasi adalah berpikir secara matang dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi.
Ø  Filsafat administrasi adalah rangkaian aktivitas pemikiran reflektif yang berusaha menentukan segi – segi metafisik, epistimologis, metodologis, logis, etis dan estetis dari kegiatan administrasi. 
Ø  Filsafat administrasi adalah proses berpikir secara metode, berstruktur dan mendalam terhadap hakikat dan makna yang terkandung dalam materi ilmu administrasi.
Filsafat Ilmu Administrasi menurut saya adalah berpikir secara luas, mendalam dan kritis terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi.
       Jadi, di dalam filsafat administrasi itu bukan kerja perorangan yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tapi disini lebih terarah kepada hubungan kerja sama dengan orang lain berdasarkan hubungan rasionalitas / berpikir yang baik dalam mengambil keputusan yang tepat dengan maksud untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai.
       Sebenarnya pengertian ini merujuk pada administrasi yang merupakan hubungan kerja sama antara dua orang atau lebih, hanya memasukkan unsur filsafat didalamnya.
Maksudnya adalah, jika seseorang sedang melakukan kegiatan administrasi, maka orang itu harus memasukkan unsur filsafat didalamnya - dengan bersifat rasionalitas, maka orang itu dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan hubungan kerja sama dengan orang lain. Dengan demikian maka tujuan yang ingin dicapai akan tercapai.
2. Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi Negara Dengan Manajemen
Sebagaimana telah diuraikan di atas, administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Kerja dapat terselenggara dengan baik sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai bila ada orang yang menyelenggarakannya.
Dan masalah orang yang menyelenggarakan kerja untuk mencapai tujuan inilah yang menjadi masalah pokok daripada manajemen, karena intisari daripada manajemen ialah suatu proses/usaha dari orang-orang secara bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi administrasi adalah penyelenggaranya dan manajemen adalah orang yang menyelenggarakan kerja. Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelengaraan kerja yang dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Keterkaitan di atas dapat dianalogikan—meski tidak seluruhnya tepat—seandainya pembaca akan membeli buah rambutan. Pertama kali yang terlihat adalah kulit luar yang berwama hijau atau merah. Jika kulitnya dikupas maka didapati daging rambutan yang berwarna putih kalau dagingnya sudah dimakan maka akan terlihat intinya yang disebut biji rambutan.
Demikian pula manajemen, maka dari itu yang pertama disoroti adalah kulit luarnya yaitu “Administrasi” Kedua dagingnya yaitu “Manajemen” selanjutnya adalah bijinya yaitu “kepemimpinan”.
Fungsi-Fungsi Administrasi Dan Manajemen
Telah diketahui bahwa pada dasamya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan organisasi dan merumuskan kebijaksanaan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah dirumuskan.
Dalam proses pelaksanaannya, administrasi dan manajemen mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut/diartikan sebagai fungsi-fungsi administrasi dan manajemen. Hingga kini para sarjana belum mempunyai kata sepakat yang bulat tentang fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu, baik ditinjau dari segi klasifikasinya maupun terminologi yang dipergunakan.
Menurut Prof Dr Sondang P Siagian MA dalam bukunya Fungsi-fungsi managerial” dan “Filsafat Administrasi”  fungsi-fungsi administrasi dan manajemenitu ialah :
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pemberian Motivasi (Motivating)
4. Pengawasan (Controling)
5. Penilaian (Evaluating)
Fungsi-fungsi tersebut mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.
A. Perencanaan (Planning)
Planning dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan Yang telah ditentukan.
Pengertian tersebut menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha oencapain tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
Salah satu cara yang paling mudah dikemukakan dalarn penyusunan rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan. yaitu :
a. What (Apa)                           d.  How (Bagaimana)
b. Where (Dimana)                  e.  Who (Siapa)
c. When (Kapan)                      f.   Why (Mengapa)
Pertanyaan tersebut menjadi:
Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ?
Dimana kegiatan-kegiatan tertentu dijalankan? Pertanyaan ini mencakup letak bangunan organisasi yang hendak didirikan, tata ruang yang disusun, tempat sumber tenaga kerja.
Kapan kegiatan-kegiatan tertentu hendak dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa dalam rencana hams tergambar sistem prioritas yang dipergunakan, penjadwalan waktu dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor waktu.
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan ? Yang dicakup oleh pertanyaan ini menyangkut soal sistem dan tata kerja, standar yang hams dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian laporan, cara menyimpan dokumen dan lain-lain.
Pertanyaan “siupa” berarti diketemukannya jawaban dalam rencana tentang gambaran pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab.
Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting di antara rangkaian pertanyaan ini ialah pertanyaan “mengapa”. Terpenting karena pertanyaan ini ditunjukan kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya. Jika kelompok pimpinan dapat memuaskan dirinya atas jawaban-jawaban yang diperoleh terhadap keenam pertanyaan itu, akan terciptalah suatu rencana yang baik.
B. pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Definisi   tersebut   menunjukan   bahwa   pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang logis pula apabila pengorganisasian sebagai fungsi administrasi dan manajemen ditempatkan sebagai fungsi kedua, mengikuti fungsi perencanaan. Juga terlihat dalam definisi itu bahwa pelaksanaan fungsi pengorganisasian menghasilkan suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat.
Organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen terlihat penting apabila diingat bahwa bergerak tidaknya organisasi ke arah pencapain tujuan sangat tergantung atas kemampuan manusia dalam organisasi menggerakan organisasi itu ke arah yang telah ditetapkan.
C. Penggerakan (Motivating)
Penggerakan ialah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
“Motivating” secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instuksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan. Pelaksanaan fungsi “Motivating” dalam organisasi dapat dijalankan dengan baik dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1)    Jelaskan tujuan organisasi kepada setiap orang yang ada dalam organisasi.
2)    Usahakan agar setiap orang menyadari, memahami serta menerima baik tujuan tersebut.
3)    Usahakan agar setiap orang mengerti struktur organisasi.
4)    Tekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
5)    Perlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian.
6)    Berikan penghargaan serta pujian kepada bawahan yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurann mampu bekerja.
7)    Yakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalain organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal-maksimalnya.
D. Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara perencanaan dan pengawasan.
Artinya bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan kedua belahan mata uang yang sama. Jelas bahwa tanpa rencana pengawasan tidak mungkin dilaksanakan karena tidak ada pedoman untuk melakukan pengawasan itu. Sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan berarti timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan atau penyelewengan-penyelewengan yang serius tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Jelaslah kiranya bahwa pengawasan sangat menentukan peranannya dalam usaha pencapaian tujuan. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pengawasan itu mutlak diperlukan karena manusia bersifat salah dan khilaf. Dus manusia dalam organisasi perlu diamati, bukan dengan maksud untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya, akan tetapi untuk mendidik dan membimbing.
Hal ini kiranya sangat penting untuk diperhatikan karena para pemimpin dalam suatu organisasi sering lupa bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan. Hanya saja setelah kesalahan diperbuat, adalah menjadi tugas pimpinan untuk memperbaiki kesalahan itu dengan jalan memberikan bimbingan kepada bawahannya agar ia tidak mengulangi kesalahan yang sama, akan tetapi berani untuk berbuat kesalahan yang lain.
Jika seorang bawahan selalu diancam dengan hukuman setiap kali ia berbuat kesalahan, maka bawahan tersebut tidak akan berkembang karena dalam setiap tindakannya ia akan selalu dikuasai oleh rasa takut. Akibatnya ia tidak akan berani mempunyai prakarsa, mengambil keputusan dan akhimya akan kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri. Ini tidak boleh terjadi. Kendati demikian perlu diperhatikan pula bahwa pernyataan diatas tidak berarti bahwa seorang pimpinan tidak boleh menghukum bawahannya. Memang seorang pimpinan dapat bertindak punitif jika seorang bawahan, meskipun telah berulang kali dibimbing, terus menerus berbuat kesalahan yang sama.
Proses pengawasan pada dasamya dilaksanakan oleh administrasi , manajemen dengan mempergunakan dua macam teknik, yakni:
1)    pengawasan langsung (direct control)
2)    pengawasan tidak langsung (indirect control)
Yang dimaksud pengawasan langsung ialah apabila pimpinan organisasi mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan. Sementara pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Laporan itu dapat berbentuk tertulis dan lisan.
Kelemahan daripada pengawasan tidak langsung ialah bahwa sering para bawahan hanya melaporkan hal-hal yang positif saja Padahal, seorang pimpinan yang baik akan menuntut bawahannya untuk melaporkan beberapa hal, baik yang bersifat positif maupun negatif Karena kalau hanya hal-hal yang positif saja yang dilaporkan, pimpinan tidak akan mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Akibatnya dia akan mengambil kesimpulan yang salah. Lebih jauh lagi ia akan mengambil keputusan yang salah.
Kesimpulannya ialah bahwa pengawasan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila hanya bergantung kepada laporan saja, karena itu pengawasan tidak langsung tidak cukup. Adalah bijaksana apabila pimpinan organisasi menggabungkan teknik pengawasan langsung dan tidak langsung dalam melakukan fungsi pengawasan itu.
E. Penilaian (evaluating)
Penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakekat dari penilaian adalah:
•• Penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya selesai dikerjakan. Berbeda dengan pengawasan yang ditujukan kepada fase yang masih dalam proses pelaksanaan.
Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase yang telah selesai, akan tetapi untuk fase berikutnya. Artinya, melalui penilaian harus diketemukan kelemahan-kelemahan sistem yang dipergunakan dalam fase yang baru saja selesai. Juga harus diketemukan penyimpangan-penyimpangan dan/atau penyelewengan-penyelewengan yang telah terjadi, tetapi lebih penting lagi, harus diketemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-kelemahan itu timbul, juga harus diketemukan sebab-sebab mengapa penyimpangan-penyimpangan itu terjadi
3.    Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi Negara Dengan Kepemimpinan
Leadership (kepemimpinan):  merupakan inti dari management (Motor atau daya penggerak) dari semua sumber-sumber atau alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi. Tugas terpenting dan terutama seorang pemimpin ialah untuk memimpin orang, memimpin pelaksanaan pekerjaan dan menggerakkan sumber-sumber material.
Kemampuan seorang pemimpin dalam menggerakkan resources akan menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Memang demikianlah hanya karena kepemimpinan merupakan “motor atau daya penggerak semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi”.
Resources itu digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu:
1) Sumber daya manusia, dan
2) Sumber daya lainnya.
Karenanya dapat dikatakan bahwa sukses atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan para anggota pimpinannya untuk menggerakkan sumber-sumber dan alat-alat tersebut sehingga penggunaannya berlangsung dengan efisien, ekonomis dan efektif.
  
4.    Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi Negara Dengan Human Relation
Human relations merupakan inti dari kepemimpinan karena cara penggerakan bawahan sekarang ini memang didasarkan kepada pendapat bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai martabat, perasaan, cita-cita, keinginan, temperamen dan harapan-harapan yang bersifat khas. Defenisi human relations ialah “Keseluruhan hubungan baik yang formal maupun informal yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork yang intim dan harmonis dalam rangkah pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Jelaslah bahwa human relations merupakan inti kepemimpinan. Betapa pentingnya penerapan prinsip-prinsip human relations itu denganilmu administrasi Negara dalam rangka pencapaian tujuan dengan efisien dan ekonomis.
Di dalam kehidupan sehari-hari kita pasti pernah melakukan interaksi melalui komunikasi,baik secara lansung maupun tidak lansung.Untuk itu dalam hal ini bisa di jadikan alasan bahwa adanya hubungan antar sesama manusia yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya,melainkan kaitan antara hubungan antar manusia (human relation) dengan administrasi negara.Berbicara tentang administrasi negara, tentunya tidak bisa lepas dari namanya human public relation,karena kedua hal tersebut saling berkaitan bagi seorang administrasi negara yang harus memilik kemampuan public relation yang baik dalam pelaksanaan administrasi dalam negara.oleh karena itu hubunangan antar manusia perlu ditingkatan.
Kaitan antara human relation dengan administrasi negara adalah antara dua pengertian tersebut saling berperan penting dalam sebuah ruang lingkup yang memiliki hubungan interaksi dalam organisasi,baik dalam suatu wadah yang besar maupun dalam wadah yang sederhana,maka antara human relation dengan administrasi negara sangat erat kaitannya denagn interaksi komunikasi yang sering digunakan dalam berbagai kegiatan  pelaksanaan sistem administrasi didalam suatu negara.Dikarenakan atas dasar manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya yang termasuk berkomunikasi sesama manusia.untuk memperjelas komuniksia ada beberapa konteks komunikasi yang sehingganya perlu diketahui:
1)    komunikasi personal
            Komunikasi personal adalah komunikasi yang sering dilakukan antara individu dan sesama mahluk sosial komunikasi ini terbagi menjadi 2 yaitu:
a.    Intra personal adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri.
b.    Antar persoal adalah komunikasi yang dilakukan dengan sesama manusia atau dengan     orang lain
2)    komunikasi kelompok
            Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk lingkungan sekitar dan lingkungan yang lebih luas,komunikasi ini terbagi menjadi 2 yaitu:
a.    Kelompok kecil yaitu komunikasi yang dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil misalnya keluarga dan teman sebaya.
b.    kelompok besar yaitu komunikasi yang dilakukan dalam sebuah penyampaian kepada publik yang mengarah ke pemeritahan.
3)    komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang dilakukan dalam kelompok yang besar maupu kecil dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
4)    komunikasi masa
Komunikasi masa Hubungan antar manusia yang saling membutuhkan dalam suatu kelompok dalam melaksanakan administrasi didalam suatu negara perlunya adanya komunikasi, karena tanpa adanya dua hal tersebut pelaksanaan administrasi negara tidak bisa terselenggara  dengan baik jika pada dasarnya seorang adminisrtasi puublic harus memiliki hubungan yang baik antar sesama.


5.    Keterkaitan Hubungan Antara Ilmu Administrasi Negara Dengan Organisasi
Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggungjawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu struktur atau susunan organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil dari kegiatan pengorganisasian ini yaitu struktur organisasi beserta hubungan wewenang dan tanggungjawabnya.
Hubungan Administrasi Dan Organisasi bahwa diantara keduanya terdapat hubungan sebagai berikut :
1)    Administrasi terdapat di dalam suatu bentuk organisasi atau lembaga. Organisasi atau lembaga mempunyai seperangkat tujuan. Administrasi adalah alat bagi organisasi atau lembaga dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya.
2)    Segala kegiatan administrasi harus selalu berorientasi pada tujuan organisasi atau lembaga. Segala kegiatan administrasi harus berlangsung secara efektif dan efisien agar tujuan-tujuan organisasi atau lembaga tercapai secara optimal. Karena tiap-tiap organisasi atau lembaga melibatkan sedikitnya dua orang yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama, maka kerjasama di antara anggata-anggata organisasi atau lembaga mutlak perlu dikembangkan secara harmonis. Setelah mengetahui arti dari Administrasi,
3)    Administrasi sesuai dengan prosesnya ialah menentukan tujuan dan kebijaksanaan,
4)    sedangkan organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan. Untuk merealisasikan tercapainya tujuan diperlukan manajemen
Pentingnya perumusan tujuan Organisasi tersebut terutama karena :
a.    Tujuan untuk bertindak sebagai titik rujukan bagi usaha yang dilaksanakan organisasi.
b.    Tujuan diperlukan untuk mengkoordinasikan usaha.
c.    Organisasi yang berharap dapat berkembang dan bersaing dengan efektif harus segera terus menerus memperbaharui tujuannya.
d.    Tujuan organisasi merupakan tempat seluruh tindakan organisasi diarahkan.
e.    Tujuan merupakan prasyarat penetapan kebijaksanaan, strategi, prosedur, metode dan
Karena tujuan itu amat penting dirumuskan, maka kita perlu memahami benar sifat-sifat utama tujuan organisasi itu. Sifat tujuan organisasi yang utama diantaranya adalah :
a)    Tujuan organisasi berstruktur dalam suatu hierarki.
b)    Tujuan itu memperkuat tujuan perseorangan dan sebaliknya.
c)    Tujuan itu hendaknya berpadu dengan tujuan perseorangan.
d)    Tujuan yang lebih tinggi berisi tujuan-tujuan yang lebih bawah dan dapat dicapai dengan efektif  hanya melalui kerjasama.
Ada 4 Tahapan Siklus Kehidupan Organisasi
Entrepreneurial (Wirausaha)
penekanan pada kriteria sistem terbuka dengan kriteria fleksibilitas/kesiapan dan perolehan sumber daya/pertumbuhan. Indikatornya: inovasi, kreativitas, dan mobilisasi sumber daya.
Collectivity (Kolektivitas)
penekanan pada kriteria hubungan antar manusia, seperti moril pegawai dan pengembangan sumber daya manusia. Indikatornya:  komunikasi dan struktur informal, rasa kekeluargaan  dan kerjasama antar organisasi, komitmen yang tinggi dan kepribadian pimpinan.
Formalization And Control (Formalisasi Dan Kontrol)
penekanan pada kriteria proses internal dan tujuan rasional seperti produktivitas, efisiensi, perencanaan, penetapan tujuan, manajemen informasi dan komunikasi. Indikatornya; efisiensi produksi, peraturan dan prosedur, dan trend yang konservatif
Elaboration Of Structure (Pengayaan Struktur)
penekanan pada kriteria sistem terbuka terutama sehubungan dengan peningkatan vitalitas organisasi, keseimbangan antara diferensiasi and integrasi. Indikatornya: struktur yang terdesentralisasi

  Prinsip-Prinsip Organisasi
1. Perumusan Visi, Misi dan Tujuan dengan Jelas
Tujuan adalah kebutuhan manusia jasmani maupun rokhani yang diusahakan untuk mencapai dengan kerjasama sekelompok orang. Tujuan yang dirumuskan dengan jelas menjadi pedoman bagi haluan organisasi, pemilihan bentuk organisasi, pembentukan struktur, penentuan macam pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan pejabat.
2. Departemenisasi
Aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja atau fungsi tertentu.
3.  Pembagian Kerja
Rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas/tugas-tugas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu. 
4. Koordinasi
Keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau keselarasan tugas antar pejabat.
5. Pelimpahan Wewenang
Hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Rentangan Kontrol (Span of Control)
Jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu.
7. Jenjang Organisasi (Hirarki)
Tingkat-tingkat satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu.           
8. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasan tertentu.
9. Fleksibilitas
Kemampuan organisasi untuk melakukan perubahan sebagai penyesuaian tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.
10. Berkelangsungan
Kemampuan organisasi untuk mempertahankan aktivitas operasinya secara terus-menerus.
11. Keseimbangan
Satuan-satuan organisasi hendaknya ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya.
Iklim Organisasi
n  Kualitas daya tahan organisasi thd kondisi lingkungan
n  dialami anggota organisasi
n  mempengaruhi perilaku individu yang ada didalamnya
n  menggambarkan seperangkat karakter dan efek yang menyertainya
n  keterkaitan antar bagian dalam organisasi



No comments:

Post a Comment