Friday, January 12, 2018

MAKALAH MODERNISME DAN POSTMODERNISME (FIA PUBLIK) Teori - Teori Ilmu Sosial



“MAKALAH MODERNISME DAN POSTMODERNISME”


Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Teori - Teori Ilmu Sosial” yang diampuh oleh Khoiron, SAP., M.IP



Oleh :

Nizar Subqi Hamza   (21601091151)



JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
NOPEMBER
2017



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. War. Wab
Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas taufiq, hidayah ‘inayah-Nya, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Selanjutnya shalawat serta salam kami hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau.
Makalah tentang Modernisme Dan Postmodernisme ini, merupakan tugas terstruktur dalam mata kuliah Teori - Teori Ilmu Sosial yang dibimbing oleh bapak Khoiron, SAP., M.IP
Dalam penulisan ini selain cukup memakan waktu dan tenaga, penyusun juga menyadari bahwa penulisan makalah ini dapat terwujud semata-mata disamping pertolongan Allah SWT, juga karena dorongan serta bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada dosen pembimbing bapak Khoiron, SAP., M.IP juga kepada kedua orang tua, saudara dan teman-teman yang telah mendukung terwujudnya makalah ini.
Akhirukalam, dengan penuh ikhtiar dan rasa rendah hati, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya.dan juga penyusun berharap kehadiran makalah ini dapat menjadi wacana dan bermanfaat bagi kemajuan di dunia pendidikan. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif, senantiasa terbuka bagi pembaca untuk upaya perbaikan tulisan ini.


Penulis






BAB I

PENDAHULUAN


Awal munculnya modernisme dipandang sebagai satu-satunya kekuatan yang mampu membimbing manusia menuju kebahagiaan hidup. Karena modernisme merupakan perkembangan baru yang memunculkan pengaruh-pengaruh baik yang menguntungkan maupun merugikan, maka sebaiknya proses modernisme harus di seleksi secara matang dan bijaksana agar tidak menimbulkan perkerdilan kemampuan manusia, serta perkerdilan suatu budaya masyarakat setempat. Modernisme akan menjadi suatu aliran ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya-budaya khususnya dari Negara-negara maju kenegara-negara berkembang dan terbelakang.
Menurut Koentjaraningrat, modern adalah sebuah usaha yang hidup dengan sesuai pada zaman dan dunia yang berbeda dengan zaman dahulu kala. Modern adalah sebuah dunia yang sekarang dengan perkembangan dan perubahannya. Dapat dikatakan bahwa modernisme merupakan konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya pada zaman modern. Konsep modernisme ini meliputi banyak bidang ilmu (termasuk sosial dan budaya) dan setiap bidang ilmu tersebut memiliki perdebatan mengenai apa itu 'modernisme'.
Dilihat segi sosial terjadinya sikap lebih mementingkan diri sendiri dan tidak peduli lagi kanan kiri. Mereka hanya memikirkan keuntungan, asalkan tindakan itu dapat menimbulkan keuntungan berbagai macam cara yang dilakukan untuk memperolehnya. Dari segi budaya telah banyak terjadi perubahan-perubahan yang telah ditinggalkan oleh masyarakat, baik itu masyarakat kota, dan terlebih lagi masyarakat pedesaan yang terkenal akan ketradisionalanya yang sangat kental dan menjujung tinggi adat istiadat daerah mereka masing-masing.
. Kini muncul lagi era baru yang memberikan evaluasi kritisnya terhadap modernisme. Era tersebut yaitu postmodernisme, Istilah ‘postmodern’ mengandung berbagai pengertian. Secara kebahasaan, ‘post’ (atas beyond) berarti sesudah, lepas (sedangkan beyond berarti di luar atau mengatasi modern). Dengan demikian, postmodernisme jugamemunculkan banyak pemikiran mengisi ruang-ruang kehidupan masyarakat serta merupakan filsafat atau pemikiran yang berkembang sesudah atau mengatasi era Modern. Sedangkan menurut Jurgen Habermas postmodernisme yaitu bukan sebagai kebudayaan atau pemikiran yang berbeda atau terputus dari budaya dan

pemikiran modern, akan tetapi kebudayaan dan pemikiran postmodern sekadar lanjutan dari modern dengan mencoba mengatasi berbagai kekurangan yang timbul dalam budaya dan pemikiran modern itu Dalam pandangan ini postmodern dapat disebut sebagai sintesa atau perpaduan pemikiran dan kebudayaan klasik, modern, dan postmodern ke dalam cara berpikir atau kebudayaan baru (Lubis, 2014: 14).
Untuk melengkapi pemahaman terhadap Modernisme dan Postmodernisme, maka pada kesempatan ini penulis akan mencoba memaparkan sedikit banyak tentang istilah Modernisme dan Postmodernisme di dalam makalah ini.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang ingin dijawab adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana Penjelasan Tentang Modernisme dan Postmodernisme ?
2.    Bagaimana Munculnya Modernisme di Indonesia dan di Timur?
3.    Bagaimana Dampak  Dunia Modernisme?

1.    Untuk Memberikan Penjelasan mengenai Modernisme dan Postmodernisme.
2.    Mengetahui tentang Munculnya Modernisme di Indonesiadan di Timur.
3.    Menemukan penjelasan tentang Dampak  Dunia Modernisme.
4.    Memperkaya wawasan keilmuan.

1.    Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan mampu memberikan kontribusi posistif dan melengkapi pandangan mengenai dampak positif dan negatif modernisme.
2.    Mengetahui perkembangan sejarah postmodernisme dan modernisme serta tahu bagaimana cara mengisi pada abad Modernisme ini.
3.    Bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang modernisme dan postmodernisme.


BAB II

PEMBAHASAN

Istilah “modern” ini sangat perlu kita fahami. Berasal dari kata Latin modernus yang artinya “baru saja; just now”, pengertian modern mengacu bukan hanya kepada “zaman” (kita mengenal pembagian zaman menjadi zaman purba, zaman pertengahan dan zaman modern), tetapi yang lebih penting mengacu kepada “cara berfikir dan bertindak”. Peradaban modern ditandai oleh dua ciri utama, yaitu rasionalisasi (cara berfikir yang rasional) dan teknikalisasi (cara bertindak yang teknikal). Tumbuhnya sains dan teknologi modern diikuti oleh berbagai inovasi di segenap bidang kehidupan. Ada yang mengartikan modern diambil dari bahasa arab mudlirrun, bentuk isim fail artinya yang memadlaratkan, dengan artian walaupun cara pandang dan berfikir mengalami kemajuan tetapi dapat menghilangkan jati diri seorang muslim, karena disana pendewaan terhadap akal sangat dominan. Menurut Wibert E. Moore, Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil. Sedangkan Menurut Koentjaraningrat, Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang.
Di bidang politik muncul faham nasionalisme, sistem partai dan parlemen, serta pembagian kekuasaan dalam pemerintahan. Di bidang ekonomi lahir berbagai industri, sistem pertukaran barang, serta korporasi bisnis. Di bidang sosial budaya timbul institusi dan cara hidup yang lebih efisien, mulai dari sistem administrasi dan pendidikan sampai kepada pemeliharaan kesehatan dan cara berpakaian. Semua ini ditunjang oleh proses pertukaran ide yang efektif melalui buku cetak dan media massa serta sarana komunikasi dan transportasi yang canggih sebagai buah lezat dari ilmu pengetahuan.
Dengan segala keunggulan peradaban modern, terutama di bidang persenjataan militer, bangsa-bangsa Eropa Barat melakukan ekspansi ke seluruh penjuru bumi, termasuk Dunia Islam. Setelah selama satu alaf (millennium) umat Islam berada di peringkat atas dalam peradaban dunia dan tidak tergoyahkan oleh peradaban manapun, tiba-tiba pada abad ke-19 arus sejarah berubah arah. Daerah-daerah Muslim, dari Maroko sampai Merauke, satu demi satu jatuh ke dalam cengkeraman imperialisme dan kolonialisme Eropa. Indonesia dikuasai Belanda, India dan Malaysia dijajah Inggris,

Asia Tengah jatuh ke tangan Rusia, Austria merebut Bosnia-Herzegovina, Italia mencaplok Libia dan Ethiopia, sedangkan sebagian besar Afrika dan Timur Tengah terbagi-bagi ke dalam kekuasaan Inggris dan Perancis. Pada akhir Perang Dunia I tahun 1918, daerah-daerah Muslim yang masih merdeka hanyalah Afghanistan, Iran, Turki, dan Arabia. Untunglah bangsa-bangsa Eropa tidak tertarik kepada daerah Hijaz yang gersang, sehingga terhindarlah kota-kota suci Makkah dan Madinah dari sentuhan hegemoni Eropa.
Dominasi bangsa-bangsa Eropa Barat mengakibatkan tersebarnya peradaban modern di seluruh dunia. Ketika berkenalan dengan peradaban modern, umat Islam sudah terbelenggu dengan pemahaman agama yang merupakan konsensus dan pembakuan para ulama abad pertengahan, sehingga banyak aspek modernitas yang dianggap “haram” dan ditolak mentah-mentah. Sikap ini sangat berbeda dengan sikap kreatif para ulama pada abad-abad permulaan Islam, ketika penafsiran tentang Al-Qur’an dan Sunnah Nabi belum disekat oleh rambu-rambu mazhab.
Kinayati (2008) menjelaskan bahwa modernisme lahir karena memandang manusia sebagai terbelenggu oleh dogma-dogma tradisional dan agama, sehingga menyebabkan manusia selalu menjadi objek, dari dogma tersebut. Modernisme sangat berpusat pada manusia sebagai subjek bukan objek. Modernisme sendiri digambarkan sebagai wacana pemikiran yang meyakininya adanya kebenaran mutlak  sebagai objek representasi bagi subjek yang sadar, rasional, dan otonom. Sebagai realitas pemikiran baru, postmodernisme meluluhlantakkan konsep-konsep modernisme, seperti adanya subjek yang sadar diri dan otonom, adanya representasi istimewa tentang dunia dan sejarah linier (Abdul Kadir)
Fase Era Modern
Dilihat deri segi sosiologinya medernisasi merupakan suatu proses yang terjadi ditengah masyarakat baik itu masyarakat yang berada di perkotaan maupun masyarakat yang berada dipedesaan dan lebih jauh lagi dalam lingkup internasioal jauh sebelum modernisasi masuk ke Indonesia modernisasi telah tumbuh dinegara-negara maju sepertieropa, amerika dan lain sebagainya. Segala macam bentuk perubahan terjadi dalam segala factor.
Dengan kata lain modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasidari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologiyang terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai kedesa- desa terpencil
Modernisasi adalah suatu proses perubahan masyarakat beserta dengan kebudayaanya dari hal-hal yang bersifat tradisional menuju modern globalisasi pada hakikatnya merupakan suatu kondisi menluasnya budaya yang seragam bagi seluruh masyarakat bagi seluruh masyarakat di dunia, apabila proses globalisasi muncul sebagai akibat adanya arus informasi dan komunikasi yang sering online setiap saat dan  dapat dijangkau dengan biaya yang relative murah. Sehingga akibatnya adalah masyarakat dunia menjadi suatu lingkungan yang seolah-olah menjadi salung berdekatan dan menjadi suatu pergaulan dan suatu system budaya yang sama.
Modernisasi dan globalisasi merupakan suatu perkembangan yang baru memunculkan pengaruh-pengaruh yang menguntungkan maupun yang merugikan, maka sebaiknya proses modernisasi harus di seleksi secara matang dan bijaksana agar tidak menimbulkan perkerdilan kemampuan manusia, serta perkerdilan suatu budaya masyarakat setempat. Modernisasi dan globalisasi akan menjadi suatu aliran ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya-budaya kususnya dari Negara-negara maju kenegara-negara berkembang dan terbelakang.
Munculnya modernisasi di barat fenomena era modernisme atau yang biasa dikenal  dengan era globalisasi. Masa modernisme telah mengantarkan masyarakat keperubahan yang sangat drastis, tidak hanya baik itu cara pandang mereka terhadap suatu hal yang bersifat empiris sehingga memandang hal-hal yang takhayul yang bertentangan dengan akal sehat harus segera ditinggalkan karena tidak sesuai dengan pola pikiran akal sehat. Sejarah telah mencatatnya sebagai masa kebangkitan penduduk eropa yang dikenal dengan Renaisance (kebangkitan kembali), sebagaimana yang dijelaskan oleh Yunasril ali dalam Jurnal Tasawuf yang berjudul Problema Manusia Modern Dan Solusinya Dalam Perspektif Tasawuf. Bahwa zaman modernism telah sejak awal-awal abad ke 18 telah dibunyikan oleh masyarakat Eropa barat laut, hal ini bertepatan dengan meletusnya Revolusi Industri  di Inggris dan Revolusi Sosial di perancis. Mengenai berakhirnya  abad pertengahan dan kemunculan Era Modernisme di Eropa, sungguh tidak bias dipastikan. Tetapi yang jelas pada sekitar abad yang ke-15 dan ke-16 telah terjadi ranaisance “kebangkitan kembali” dan ini dirasakan oleh penduduk Eropa mereka merasakan seakan-akan mereka telah terlahir kembali dalam peradaban yang , selama abad pertengahan telah tenggelam dalam dominasi atau kungkungan tekanan gereja. Maka dari itulah mereka menyusun strategi untuk merubah semuanya serta mencari kembali sumber-sumber pengetahuan dan seni yang murni.
Sejarah lahirnya postmodernisme Istilah postmodernisme dibuat pada akhir tahun 1940 oleh sejarawan Inggris, Arnold Toynbee. Akan tetapi istilah tersebut baru digunakan pada pertengahan 1970 oleh kritikus seni dan teori asal Amerika, Charles Jencks, untuk menjelaskan gerakan antimodernisme seperti Pop Art, Concept Art, dan Postminimalisme. Jean-Francois Lyotard, adalah salah satu pemikir pertama yang menulis secara lengkap mengenai postmodernisme sebagai fenomena budaya yang lebih luas. Ia memandang postmodernisme muncul sebelum dan setelah modernisme, dan merupakan sisi yang berlawanan dari modernisme.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Flaskas (2002) yang mengatakan bahwa postmodernisme adalah oposisi dari premis modernisme. Beberapa di antaranya adalah gerakan perpindahan dari fondasionalisme menuju antifondasionalisme, dari teori besar (grand theory) menuju teori yang spesifik, dari sesuatu yang universal menuju ke sesuatu yang sebagian dan lokal, dari kebenaran yang tunggal menuju ke kebenaran yang beragam. Semua gerakan tersebut mencerminkan tantangan postmodernist kepada modernist. Sedangkan Adian (2006) menangkap adanya gejala “nihilisme” kebudayaan barat modern. Sikap kritis yang bercikal bakal pada filsuf semacam Nietzsche, Rousseau, Schopenhauer yang menanggapi modernisme dengan penuh kecurigaan. Sikap-sikap kritis terhadap modernisme tersebut nantinya akan berkembang menjadi satu mainstream yang dinamakan postmodernisme.
Kinayati (2008) menjelaskan Postmodernisme adalah wacana pemikiran baru sebagai alternatif baru sebagai alternatif terhadap modernisme. Postmodernisme adalah pemikiran yang mengkritik modernisme, dimana berbuah pada modernitas kehidupan manusia, yang menurut kaum postmodern, membunuh rasionalitas itu sendiri. Postmodernisme lahir karena melihat kegagalan modernitas yang di”rohi’ oleh modernisme, yang mula-mula menginginkan manusia bertindak sebagai subjek, namun kenyataannya, kaum  berpendapat, modernitas dan modernisme malah menjadi kan manusia sebagai objek. Istilah “post” menurut kubu postmodernisme adalah kematian modernisme yang mengusung klaim kesantunan representasi, humanisme, antroprosenttrisme, dan linieritas sejarah guna memberi jalan bagi pluralisme, reppresentasi, antihumanisme, dan diskontinuitas.
Menurut Marvin Harris, Postmodernisme merupakan gerakan intelektual yang (sedikit) bertentangan dengan modernisme. Istilah ini lebih menitikberatkan pemahaman budaya dalam konteks khusus. Postmodernisme juga tidak memiliki paradig­ma penelitian yang lebih istimewa, sedangkan Menurut Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas,Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Namun mereka meragukan prioritas-prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme, penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan rasionalitas.
Postmodern mengkritik modernisme yang dianggap telah menyebabkan sentralisasi dan universalisasi ide di berbagai bidang ilmu dan teknologi, dengan pengaruhnya yang mencengkram kokoh dalam bentuknya globalisasi dunia. Prinsip postmodernisme adalah meleburnya batas wilayah dan pembedaan antar budaya tinggi dengan budaya rendah, antara penampilan dan kenyataan, antara simbol dan realitas, antara universal dan peripheral dan segala oposisi biner lainnya yang selama ini dijunjung tinggi oleh teori sosial dan filsafat konvensional . Jadi postmodern secara umum adalah proses dediferensiasi dan munculnya peleburan di segala bidang.
Postmodernisme merupakan intensifikasi (perluasan konsep) yang dinamis, yang merupakan upaya terus menerus untuk mencari kebaruan, eksperimentasi dan revolusi kehidupan, yang menentang dan tidak percaya pada segala bentuk narasi besar (meta naratif), dan penolakannya terhadap filsafat metafisis, filsafat sejarah, dan segala bentuk pemikiran totalitas, dan lain-lain. Postmodern dalam bidang filsafat diartikan juga segala bentuk refleksi kritis atas paradigma modern dan atas metafisika pada umumnya dan berusaha untuk menemukan bentuknya yang kontemporer. Postmodernisme jika diperhadapkan dengan modernisme, memiliki posisi yang beragam. Disatu sisi modernisme dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern. Bahkan mengantarkan manusia ke jurang ketimpangan. Atas dasar kritik ini, maka perlu gerakan dan ideide baru yang disebut dengan postmodernisme. Sedang sebagian lagi beranggapan, postmodernisme adalah pengembangan dari modernitas.
Perbedaan pendapat dua kelompok mengenai pemahaman Post-modernisme cukup berbeda secara signifikan. Satu konsep mengatakan bahwa modernisme berseberangan dengan postmodernisme bahkan terjadi paradoks yang kontras. Sedang yang lain menganggap bahwa postmodernisme adalah bentuk sempurna dari modernisme, seperti pijakan tangga yang satu dengan tangga berikutnya secara berurutan.
Di dalam konsep ini kita tidak dapat masuk jenjang tangga postmodernisme tanpa melalui tahapan tangga modernisme. Di tengah perdebatan dua konsep di atas, terdapat pendapat ketiga yang ingin menengahi dua pendapat yang kontradiktif tadi. Kata “Post” dalam sebutan postmodernisme bukan hanya berarti “setelah” (masa berikutnya), postmodernisme adalah usaha keras sebagai reaksi dari kesiasiaan zaman modernis yang sirna begitu saja bagai ditiup angin. Adapun penyebab dari kesia-siaan zaman modernis adalah akibat dari tekanan yang bersumber dari nalar intelektual manusia yang terus bermetamorfosis.
Penganut Postmodernisme antara lain :
1.      Arnold Toynbee (Orang pertama yang melontarkan Istilah postmodernist pada tahun 1939)
2.      J. Francois Lyotard, (Karyanya yang berjudul “The Postmodern Condition: A Report on Knowledge (1979),” sebagai kritikan atas karya “The Grand Narrative” yang dianggap sebagai dongeng khayalan hasil karya masa Modernitas)
3.       Zygmunt Bauman
4.      John Milbank 5. Flaskas
Disinilah postmodernisme muncul sebagai sebuah ide ke dalam kancah perdebatan dengan berbagai lingkup Diskursus dan dengan segala dimensinya.
Di lihat dari berbagai aspek kemajuan yang telah dikembangkan oleh bangsa Indonesia dari berbagai bidang ilmu dan sains atau teknologi, meskipun Indonesia adalah Negara yang mengadopsi dari berbagai macam ilmu yang telah dikembangkan oleh Negara lain. Namun nampaknya Indonesia telah mampu barsaing dengan Negara-negara lain walaupun hasilnya tidak 100% lebih sempurna dari Negara yang telah lama mengungguli ilmu pengetahuan itu sendiri. Jika dilihat Dari segi teknologi yang dikembangkan oleh Indonesia seperti pesawat terbang Indonesia telah mampu bersaing dengan Negara-negara maju lainya namun yang sangat disayangkan yaitu minimnya SDM  untuk mengolah dan mengembangkan ilmu teknologi tersebut.
Maka untuk itulah seharusnya bangsa Indonesia mesti bekerja sama dengan Negara lain untuk melengkapi keterbatasan itu sehingga bangsa Indonesia bias lebih bersaing lagi dalam lingkup internasional sebab dilihat dari sisi kemajuannya bahwa Indonesia sedang dalam proses transisi atau pengembangan.
Modernisme di Timur yang dirasakan oleh masyarakat eropa dan segala pengaruhnya dimuka bumi ini bukan berarti tidak menjalar kebangsa-bangsa lain tak terkacuali di dunia timur atau dunia islam juga terkena oleh virus-virus paham ini. Yang melatar belakangi munculnya pembaharuan dalam islam ialah akibat dari ketinggalan umat islam dari bangsa barat. Yang pada mulanya umat islam mengalami perkembangan ilmu pengetahuan yang signifikan namun puncak dari kejayaan tersebut umat islam mengalami kemunduran bertahun-tahun lamanya. Beberapa factor yang menyebabkan kemunduran tersebut, antara lain:
1.      Isu pintu ijtihat tertutup telah meluas di kalangan umat islam, yang berdampak kepada kemunduran pemikiran dalam ilmu pengetahuan. Keutuhan umat islam dalam bidang politik mulai pecah, kekuasaan khalifah menurun, umat islam terpecah belah dan saling bermusuhan.
2.      Adanya perang salib yang dilakukan oleh gereja katolik roma, dan serbuan tentara barbar diwilayah kepemimpinan hulagukan dari tartar. Sehingga kota bagdad dirampas dan dihancurkan pada tahun 1258.
Perkembangan modernisasi dalam dunia islam terjadi pada sekitar abad ke-19, dalam perkembangan sejarah modernisasi islam terjadi tiga fase pembaharuan yaitu: fase pembaharuan klasik, fase pembaharuan pertengahan, dan fase pembaharuan modern. Pembaharuan klasik terjadi pada sekitar tahun 650-1250 M, pembaharuan pertengahan terjadi sekitar pada tahun 1250- 1800 M, dan pembaharuan modern 1800 sampai sekarang.
C.    Bagaimana Dampak  Dunia Modernisme.
Dunia modern jika dilihat dari segi positifnya membawa keberuntungan besar bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Dengan adanya sains manusia telah mengembangkan tentang berbagai disiplin ilmu teknologi yang bermanfaat dalam ranah sosial. Diantaranya baik dari segi komunikasi, transportasi, alat-alat yang berhubungan dengan kedokteran yang serba disempurnakan. Sehingga memudahkan antara jarak antar bangsa.
Mungkin dahulu kita merasakan, untuk berkomunikasi dengan jarak yang berjauhan dengan menggunakan surat butuh waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya teknologi yang diciptakan contohnya saja telephone, kita dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun yang kita mau, dan saling berbagi pengetahuan dan perkembangan dunia luar. Dari segi teknologi seperti komputer yang pada saat ini telah menjadi pegangan kebanyakan masyarakat di indonesia mulai dari sekolah, perkantoran, anak-anak, remaja dan dewasa semuanya tidak lepas dari teknologi ini sebagai sarana atau perlengkapan yang sangan penting dalam semua instansi.
Lebih lanjut lagi dampak positif dari modernisasi yaitu :
a)      Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.
b)      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
c)      Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.
d)     Perubahan tata nilai dan sikap
Adanya modernisasi dan modernisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktifitas dan mendorong untukberfikir lebih maju


e)      Tingkat kehidupan yang lebih baik
Dibukanya industri yang memprodusi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan taraf hidup masyarakat
2)  Dampak dari Sisi Negatif
Modernisasi melahirkan dampak yang merugikan bagi kehidupan umat manusia. Berbagai problem semakin konflik, baik yang bersifat personal maupun sosial. Manusia modern telah terperdaya oleh produk pikiranya sendiri karena kurang mampu mengontrol efek sampingnya, yaitu rusaknya lingkungan yang memporak-porandakan kenyamanan hidupnya sendiri.
Memang kita telah merasakan kemajuan ilmu pengetahuan yang beorientasi pada pemenuhan otak braind akan tetapi miskinnya pengisian hati sehingga menimbulkan suatu kegersangan yang semakin lama dan semakin menenggelamkan jiwa kelembah kehinaan. Mengutip pandangan Komarudin Hidayat, semakin tingginya ilmu sains dan teknologi dewasa ini sehingga menimbulkan realitas keparadoksal. Dimana masyarakat sangat menggantungkan hidupnya dengan hi-tech, tetapi dengan sentuhan dan sikap low-tech prestassi iptek semakin tinggi, sedangkan kualitas moral dan pemaknaan hidup semakin rendah. Dampak dengan semakin tingginya sains dan teknologi di era modernisasi sekarang ini tidak hanya merugikan tatanan hidup dalam masyarakat pada umumnya tetapi lebih dalam lagi  imbasnya terhadap pola pikir dan tingkah laku dalam pribadi individu.
Dalam suatu penelitian terhadap masyarakat barat, dikemukan bahwa salah satu dampak buruk dari gaya hidup modern, seperti di Negara-negara industri, adalah munculnya problem-problem sosial dan personal yang cukup kompleks. Diantara ketegangan tersebut ialah berupa ketegangan fisik dan psikis, kehidupan yang serba rumit, kekhawatiran atau kecemasan terhadap masa depan, semakin tidak manusiawinya hubungan antar individu, rasa terasing dari anggota masyarakat lainya, gtali hubungan kekeluargaan yang renggang terjadinya penyimpangan moral dan system nilai serta hilangnya identitas diri.
Dalam kaitanya dengan penyimpanagn moral  dan sistem nilai, masalah moral adalah masalah yang paling banyak menyita perhatian, terutama dari kalangan pendidik, ulama, pemuka masyarakat, dan orang tua. Jika kita perhatikan pada saat ini memang tidak salah lagi banyak diantara orang-orang yang mengeluhkan terjadinya perubahan nilai-nilai moral yang terjadi pada remaja terjadinya penyimpangan-penyimpangan tingkah laku dalam hal ini tidak hanya terjadi pada anak remaja saja bahkan orang dewasapun mengalaminya.
Realita yang terjadi ditengah-tengah masyarakat saat sekarang ini Akses negatif lewat internet Pengaruh negatif lain, adalah terbukanya akses negatif anak dari penggunaan internet. Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. hal ini selain melalaikan mereka dari pelajaran juga merusak pikiran dan masadepan mereka.
Keberhasilan dalam bidang iptek merupakan keberhasilan yang paling utama pada saat ini. Salah satu keberhasilan iptek adalah bertumbuhnya pembangunan pabrik-pabrik, melajunya roda industri, meningkatnya kesejahteraan hidup, iptek dibidang informatika mempunyai percepatan tersendiri.
Selain dampak negatif modernisasi yang telah dipaparkan diatas lebih rinci lagi penulis jelaskan berbagai macam bentuk negatif dari modernisasi diantaranya:
a)      Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.
b)      Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
c)      Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d)     Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial

antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
e)      Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.
Kalau kita lihat dari pemaparan diatas memang kita lihat ditengah-tengah kehidupan era modern saat ini, boleh dikatakan masyarakat lebih mementingkan kepentingan individu. Padahal dalam hidup dan kehidupan ini kita dinamakan makhluk social yang saling membutuhkan satu dengan yang lainya akan tetapi tradisi itu telah semakin menghilang dikehidupan masyarakat, individualism telah mengakar diranah sosial.

BAB III

PENUTUP

Kemajuan teknologi dan informasi telah mengantarkan umat manusia dengan segala persoalan yang multikompleks, seperti pembaharuan kultural akibat canggihnya informasi dan komunikasi. Jadi kesimpulannya bahwa, posmodernisme muncul memberikan koreksi-koreksi sistematis terhadap era modernisme.
Keberhasilan dalam bidang iptek merupakan keberhasilan yang paling utama pada saat ini. Disisi lain Modernisme yang mendewakan rasio, pengabsahan kebenaran tunggal yang diklaim oleh Barat, kemajuan sains dan teknologi yang kadang-kadang justru itu membuat manusia lebih sengsara. Kini posmodern menawarkan alternatif lain yang selama ini sering diabaikan oleh manusia, yakni nilai-nilai kehidupan yaitu tradisi sosial, adat istiadat dan nilai-nilai keagamaan.
Akan tetapi, keberadaan posmodernisme masih perlu diwaspadai karena berjalan bersama dengan era globalisasi yang memunculnya perbenturan nilai. Antisipasi pendidikan di tengah perbenturan nilai itu, dilakukan dengan pembenahan-pembenahan dalam berbagai segi. yang mula-mula menginginkan manusia bertindak sebagai subjek, namun kenyataannya, kaum  berpendapat modernisme malah menjadikan manusia sebagai objek.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Bryan S. Turner, Teori-teori Sosiologi Modernitas Posmodernitas. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2000)
Ziauddin Sardar, Thomas Kuhn dan Perang Ilmu, Penerjemah Sigit Djatmiko (Yogyakarta : Jendela, 2002) hal. 13- 64
Kinayati, dkk. 2008. Filsafat Ilmu Lanjutan. Kencana Prinada Media Group. Jakarta.

No comments:

Post a Comment